OpenAI Bertujuan untuk Perangkat AI yang “Damai”, Belajar dari Kegagalan Masa Lalu

9

OpenAI sedang mengembangkan perangkat bertenaga AI baru dalam kemitraan dengan mantan kepala desain Apple, Jony Ive. CEO perusahaan, Sam Altman, menggambarkan produk tersebut sebagai pendamping AI tanpa layar yang dirancang untuk sangat berbeda dari ponsel pintar yang disruptif saat ini. Tujuannya? Untuk menciptakan perangkat yang terasa seperti “duduk di kabin terindah di tepi danau,” bebas dari “penghinaan” teknologi modern – notifikasi berkedip, aplikasi yang menarik perhatian, dan beban digital yang berlebihan.

Masalah Teknologi Saat Ini

Kritik Altman terhadap iPhone, yang disampaikan saat wawancara dengan Laurene Powell Jobs, menyoroti rasa frustrasi yang semakin besar terhadap cara perangkat digital menarik perhatian kita. Dia berpendapat bahwa antarmuka yang ada terasa seperti menavigasi “Times Square” – luar biasa dan melelahkan. Ketidakpuasan ini menunjukkan tren yang lebih luas: konsumen semakin bosan dengan tuntutan interaksi yang terus-menerus dari ponsel pintar dan media sosial.

Kegagalan perangkat AI fisik sebelumnya, seperti Rabbit R1 dan Humane Pin, menggarisbawahi tantangan ini. Perangkat ini, meskipun awalnya ramai, kesulitan menemukan pasar. Humane Pin dihentikan hanya setahun setelah diluncurkan. Perangkat OpenAI menghadapi penundaan karena kendala teknis dalam pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras.

Visi OpenAI: Kepercayaan dan Kesadaran Kontekstual

Pendekatan OpenAI berpusat pada membangun kepercayaan. Altman membayangkan AI yang beroperasi “sadar secara kontekstual” terhadap kehidupan pengguna, menawarkan bantuan tanpa gangguan yang mengganggu. Ini akan menjadi “AI pintar yang Anda percayai untuk melakukan berbagai hal untuk Anda dalam jangka waktu yang lama”, mengurangi beban kognitif dan memungkinkan pengguna untuk “fokus pada hal lain.” Konsep ini penting karena secara langsung mengatasi masalah kegunaan utama dalam AI: memastikan bahwa bantuan tidak menjadi gangguan lain.

Segera Rilis?

Jony Ive yakin produk ini akan diluncurkan dalam waktu kurang dari dua tahun, dengan desain yang sangat sederhana sehingga pengguna mungkin bertanya, “Itu saja?” Implikasinya adalah OpenAI memprioritaskan integrasi yang lancar dibandingkan fitur-fitur yang mencolok.

Namun, OpenAI menghadapi tantangan hukum yang berkelanjutan. Perusahaan induk Mashable, Ziff Davis, telah mengajukan gugatan pelanggaran hak cipta terhadap OpenAI, menuduh penggunaan materi berhak cipta tanpa izin dalam pelatihan AI-nya.

Singkatnya, OpenAI yakin bahwa konsumen menginginkan pendamping AI yang tidak terlalu diperhatikan, dibandingkan menuntut perhatian. Apakah visi ini dapat mengatasi kesulitan teknis dan hambatan hukum masih harus dilihat.