Meta Memenangkan Kasus Antitrust Melawan FTC

9

Meta (sebelumnya Facebook) telah mengalahkan Komisi Perdagangan Federal (FTC) dalam gugatan antimonopoli yang menuduh perusahaan tersebut secara ilegal mempertahankan monopoli atas jejaring sosial. Setelah bertahun-tahun berjuang secara hukum, hakim Pengadilan Distrik AS memutuskan bahwa FTC gagal memberikan bukti yang cukup untuk mendukung klaimnya.

Inti Kasus

FTC pertama kali mengajukan gugatan lima tahun lalu, dengan alasan bahwa akuisisi Meta atas Instagram dan WhatsApp memberinya kendali pasar yang berlebihan. Agensi tersebut berusaha memaksa Meta untuk membatalkan kesepakatan ini, karena yakin bahwa pengguna tidak memiliki alternatif lain. Argumen utamanya adalah dominasi Meta menghambat persaingan dan merugikan konsumen.

Namun, Hakim James Boasberg menolak kasus tersebut, dengan menyatakan bahwa meskipun Meta pernah memegang kekuasaan monopoli, FTC gagal membuktikan bahwa ia masih memegang kekuasaan monopoli. Hakim sebelumnya menolak gugatan versi sebelumnya pada tahun 2021 karena kurangnya bukti, hanya agar FTC mengajukan ulang data terbaru tentang metrik pengguna dan perbandingan dengan pesaing.

Mengapa Ini Penting

Keputusan ini mempunyai implikasi signifikan terhadap penegakan antimonopoli di industri teknologi. Kegagalan FTC menyoroti sulitnya membuktikan monopoli di pasar digital yang bergerak cepat. Permasalahannya adalah apakah platform Meta benar-benar memiliki kekuatan eksklusif, atau apakah layanan lain menawarkan persaingan yang berarti.

Keputusan hakim didasarkan pada pengamatan utama: lanskap media sosial telah berubah secara mendasar sejak Meta mengakuisisi Instagram dan WhatsApp. Platform baru seperti TikTok dan YouTube kini bersaing secara langsung untuk mendapatkan waktu dan perhatian pengguna, sehingga mengurangi persepsi monopoli Meta.

Alasan Pengadilan

Boasberg menegaskan, konsumen kini memperlakukan TikTok dan YouTube sebagai pengganti Facebook dan Instagram. Persaingan yang tumpang tindih ini melemahkan klaim pemerintah bahwa Meta mengendalikan pasar. Hakim mencatat bahwa meskipun data FTC tidak sempurna, data tersebut secara konsisten menunjukkan bahwa pengguna berpindah antar platform, yang menunjukkan adanya persaingan nyata.

Kepala bagian hukum Meta, Jennifer Newstead, memuji keputusan tersebut sebagai pengakuan atas “persaingan ketat” dan manfaat produk Meta bagi masyarakat dan bisnis.

“Keputusan Pengadilan hari ini mengakui bahwa Meta menghadapi persaingan yang ketat. Produk kami bermanfaat bagi masyarakat dan bisnis serta menjadi contoh inovasi dan pertumbuhan ekonomi Amerika.”

Kesimpulan

Putusan pengadilan yang mendukung Meta menggarisbawahi tantangan yang dihadapi regulator dalam menantang perusahaan teknologi dominan. Keputusan tersebut menunjukkan bahwa memiliki platform populer tidak secara otomatis berarti kekuatan monopoli ilegal, terutama di pasar digital yang berkembang pesat di mana pesaing baru terus bermunculan. Hasil ini kemungkinan besar akan membentuk kasus antimonopoli di masa depan dan memengaruhi cara regulator mendekati persaingan di sektor teknologi.